Mitos atau Fakta? Inilah 5 Mitos Tentang Seks yang Beredar di Kalangan Remaja!

Situsnaga - Dari dulu sampai sekarang, banyak sekali mitos yang beredar di sekeliling kita tentang seks. Beberapa di antaranya benar, tapi banyak juga yang tidak berdasar alias mitos. Kita bahkan sering mendengar kisah-kisah yang beredar dari teman lingkungan sekolah. Tapi, apakah kita mendapatkan informasi yang benar dari orang yang tepat? Untuk itu kita harus mengetahui kebenaran faktanya terlebih dahulu, dan berikut 5 mitos tentang seks yang keliru seperti dilansir dari yourtango.

period-sex-postions-main

1. Pertama kali Bercinta tak akan membuat hamil

Faktanya, wanita bisa hamil kapanpun jika dia melakukan seks, meskipun itu adalah pertama kalinya dia melakukan seks. Bahkan, wanita sangat subur ketika dia berusia belasan tahun. Jadi itu adalah mitos yang sangat berbahaya!

2. Wanita perawan akan berdarah saat pertama kali bercinta

Tidak hanya karena aktivitas seksual saja wanita mengalami pendarahan pada hymen. Hymen mudah robek bahkan ketika wanita melakukan aktivitas lain, seperti bersepeda, berlari, atau berenang. Jadi, pendarahan tidka bisa menjadi pertanda keperawanan.

3. Masturbasi Bikin impoten

Bisa dibilang mitos ini adalah yang paling tak masuk akal. Namun sayangnya, ini termasuk mitos paling populer di antara remaja. Impoten tidak ada hubungannya dengan masturbasi. Masturbasi adalah proses alami yang sehat dan tidak memiliki efek samping.

4. Pria lebih suka bercinta daripada wanita

Ini adalah salah satu mitos terbesar tentang seks yang dipercayai banyak orang. Penelitian menunjukkan bahwa justru wanita yang lebih menyukai seks ketika mereka telah terlibat dalam hubungan seksual.

5. Memakai 2 lapis Kondom

Menggunakan kondom saat bercinta memang membuat lebih aman untuk mencegah kehamilan ataupun penularan penyakit seksual. Tapi bukan berarti men-dobel kondom sekaligus akan menghasilkan keamanan yang dua kali lipat juga. Memakai dua kondom sekaligus justru berbahaya, karena gesekan antar lateks (bahan kondom) akan memicu kerusakan kondom yang digunakan.